belajar-dan-meneladani-yesus-menjadi-kawan-yang-sejati

Sebatang pohon berbuah sangat lebat, buahnya terlihat kuning keemasan. Seekor burung jalak hinggap di pohon tersebut dan dengan lantang memuji “Pohon yang amat subur dan terlihat indah sekali dengan buah yang cantik….”

“Kawan, tinggallah di tempatku ini…..”

Lalu seekor burung kenari terbang ke pohon tersebut menghadap ke arah pohon ini, sambil bernyanyi “Pohon ini sangat hijau, buahnya sangat wangi, sangat bagus bak bidadari…..”

“Jika dikau ingin memakan buahku, ambil saja kawan….”

Seekor burung pelatuk hinggap juga ke pohon yang subur ini, ia mematuk-matuk di seluruh badan pohon, membuat pohon amat kesakitan. “Aku melihat di dalam tubuhmu ada seekor ulat yang menjijikkan, aku ingin mematuknya keluar. Jika tidak, maka kau akan kesakitan di makan oleh ulat…..”

“Omong kosong, kamu mematukku, sengaja ingin membunuhku kan?”

Burung pelatuk akhirnya pergi.

Tak berapa lama, si pohon menderita sakit, daunnya berbuah kuning berguguran. Sembari itu, dahannya juga layu, tidak bisa berbuah lagi. Burung jalak dan burung kenari pergi meninggalkannya.

Suatu hari burung pelatuk menghampirinya lagi, walau pohon menjerit kesakitan, ia tidak peduli, mematuk terus sampai seluruh ulat di tubuh pohon termakan habis. Dua minggu kemudian, daun pohon itu tumbuh kembali hijaunya mulai terlihat, lebat lalu berbuah lagi seperti semula.

Dengan perasaan terharu sang pohon berkata “TERNYATA YANG BERNYANYI DAN MEMUJI KITA BELUM TENTU KAWAN, TETAPI YANG MEMIKIRKAN DAN BERSEDIA MENUNJUKKAN KEKURANGAN DAN MEMBANTU KITA, ITULAH KAWAN SEJATI.”

Seorang kawan memukul dengan maksud baik, tetapi seorang lawan mengelus untuk memanipulasi.

Orang yang berbuat baik pada kita saat kita sedang dalam kejayaan belum tentu akan terus ada di saat kita dalam penderitaan.

Marilah kita BELAJAR MELIHAT mana yang benar-benar teman dan mana yang sekedar memanfaatkan.

Pdt. Em. Setiawan Oetama

Renungan lainnya