resep-agar-mampu-melewati-pencobaan

Menjalani hidup berpantang dan berpuasa pastinya tidak mudah. Misalnya, bagi seorang perokok yang tiba-tiba harus berpantang dengan mengurangi atau bahkan harus berhenti merokok tentu membutuhkan perjuangan. Bagi yang biasa makan enak kemudian harus berpantang, maka itu juga pasti membuat tidak nyaman. Ketika mereka diperhadapkan pada pencobaan dan godaan dengan disodorkannya rokok atau makanan enak kesukaannya maka harus berjuang agar berpantang dan berpuasanya tidak batal atau gagal.

Cobaan dan godaan akan selalu dialami bukan hanya saat kita berada di masa-masa prapaskah dengan kegiatan berpantang dan berpuasa. Kita akan selalu diperhadapkan pada cobaan selama hidup yang kita lakoni. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cobaan berarti sesuatu yang dipahami untuk menguji ketabahan, iman dan sebagainya. Saat cobaan menimpa seseorang, maka ada yang siap menghadapi dan tahan menjalaninya.

Tetapi ada juga yang gagal, menyerah, putus asa dan bahkan menyalahkan Tuhan karena cobaan yang dialaminya terasa begitu berat. Oleh sebab itu, tak sedikit yang tidak tahan dan pada akhirnya memilih tindakan yang tragis dan jalan pintas dengan cara bunuh diri. Misalnya, pernah diberitakan oleh sebuah surat kabar tentang seorang pasien yang sakitnya tidak sembuh-sembuh kemudian melompat dari lantai 3 sebuah Rumah Sakit.

Jika kita renungkan lebih dalam, maka sesungguhnya cobaan atau pencobaan itu akan datang kapan saja, di mana saja dan kepada siapa saja, tak terkecuali kepada Yesus. Saat itu, Yesus yang adalah Anak Allah pernah mengalami pencobaan dan Yesus menang atas pencobaan karena Yesus siap menghadapinya. Yesus siap dalam iman dan ketaatan kepada Bapa. Hal itu nyata sebagaimana kita baca dalam Injil Lukas (4:1-13), Yesus dicobai di padang gurun. Iblis mencobai Yesus. Cobaan itu berkaitan dengan tiga hal, yaitu “perut,” “keamanan,” dan “kekuasaan.”

Ketiga hal itulah yang membuat manusia jatuh ke dalam pencobaan. Oleh karenanya tidak heran jika janji-janji yang dilontarkan oleh calon presiden dan calon wakil rakyat dalam pemilu presiden dan legislative mengangkat masalah yang berkaitan dengan “perut” dalam arti orang akan senang jika perutnya dijamin kenyang mendapatkan makanan bergizi dengan tanpa harus membeli dan mengeluarkan uang. Jika kita menyimak Injil Lukas (4:1-13), maka strukturnya sangat jelas. Lukas 4:3-4 berkaitan dengan “perut.” Lukas 4:6-8 berkaitan dengan “kekuasaan.” Dan Lukas 4: 10-12 berkaitan dengan “keamanan.”

Akhir dari kisah pencobaan, Yesus mengalahkan setiap pencobaan dan menang. Mengapa? Apa resepnya? Oleh karena Yesus selalu mengedepankan kehendak dan rencana Allah, Yesus tetap taat kepada kehendak Bapa sebagai yang utama dalam hidup-Nya dan Yesus mengesampingkan harga diri, status dan kepentingan diri-Nya, sehingga Dia tidak tergiur dengan segala hal yang dapat membanggakan diri-Nya. Yesus menolak segala godaan kesenangan yang menjauhkan-Nya dari rencana Bapa.

Bagaimana dengan kita? Sesungguhnya kita sangat jauh berbeda dengan sikap Yesus atas pencobaan. Kita sering menyerah dan bahkan meyerahkan diri kepada pencobaan! Oleh sebab itu, marilah kita meneladani Yesus agar mampu bertahan dalam menghadapi cobaan. Marilah kita tetap fokus kepada Allah Bapa, sebagaimana Yesus pun fokus kepada Bapa. Selalu mengutamakan kehendak Bapa, mengutamakan firman Tuhan dan hidup dalam firman-Nya atau menghidupi firman-Nya dalam ketaatan kepada Bapa. Maka kita akan mampu melewati pencobaan.

Pdt. Em. Iwan Tri Wakhyudi

Renungan lainnya