Ilustrasi Tuhan Yesus yang mengampuni perempuan berdosa

Renungan Minggu GKI Samanhudi

Kasih Yang Melampaui Aturan

Pada zaman dahulu kala, ada suatu kerajaan besar yang dipimpin oleh seorang Raja. Sang raja punya seorang putri yang sangat cantik. Rambutnya panjang, kulitnya putih bersih, dan matanya hitam yang

manis membuat pria manapun menjadi terbuai dengan kecantikannya. Sang raja sangat menyayangi serta mengasihi putrinya, karena itu dia membuat aturan agar siapapun yang menyentuh putrinya akan

dihukum dengan berat yaitu hukuman mati termasuk juga untuk para penjaga di istana. Suatu kali ketika putri ini sedang berliburan di sebuah danau ia tiba-tiba tersandung dan jatuh kedalam air, sialnya ia juga tidak bisa berenang dan perlahan mulai tenggelam. Para penjaga istana yang menjaga putri sebetulnya melihat kejadian tersebut dan menyadari bahwa putri sedang dalam bahaya besar, namun mereka tidak berani menyelamatkan putri karena takut nanti akan menyentuh putri dan dihukum mati oleh raja. Alhasilnya sang putri mati tenggelam karena tidak ada yang berani menolong sang putri. Suatu peraturan memang dirancang dan dibuat untuk suatu tujuan tertentu sehingga dalam setiap aturan pasti ada maknanya! Namun jika peraturan tersebut hanya dibaca dan dipahami secara kalimat saja tanpa memahami maknanya maka itu hanya akan membuat seseorang menjadi pribadi yang patuh tapi tanpa tahu arah dan arti peraturan yang ia lakukan, mungkin ia benar secara aturan namun ia salah dalam hati! Hal ini tentu bisa mengakibatkan kerugian bagi orang lain.

Dalam Yohanes 8:1-11, Yesus juga diperhadapkan dengan aturan ketat mengenai hukuman rajam yakni melempari batu orang yang berdosa sampai mati. Pada saat itu ada perempuan yang kedapatan berbuat zinah dan menurut hukum Musa hukuman yang patut diberikan adalah hukum rajam. Dalam ketenangan itu jawaban Yesus banyak dinanti orang, jika salah menjawab maka hanya menjadi jebakan bagi Yesus sendiri yang sedang menyuarakan dan mengabarkan kerajaan Allah.

Pada saat itu Yesus jelas tidak membela dosa perempuan itu, namun Yesus mencoba melihat peristiwa itu melalui kacamata kasih. Dalam perkataan : “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu…” Yesus mengajak mereka disana untuk berefleksi dan menyadari dosa pribadi mereka terlebih dahulu sebelum melempar batu. Mulai dari yang tua dan tinggal Yesus berdua dengan perempuan yang ketahuan berzinah, lalu Yesus yang tak berdosa juga tak menghukum perempuan itu dan memberi pengampunan yang penuh dengan kasih.

Hukum memang sifatnya untuk mendidik dan mengajar orang lain supaya tak jatuh dalam kesalahan yang sama. Dari peristiwa ini kita dapat melihat bahwa kasih tidak menghukum secara buta dan hitam

putih namun dengan kasih dapat mengubahkan orang lain. Kita mungkin memegang aturan dengan patuh namun tanpa adanya kasih maka kebenaran akan terasa hampa. Hukum dan aturan tanpa kasih hanyalah tindakan hampa yang tak mengubahkan tetapi hanya memberi rasa takut. Maka dari itu kasih sangat dibutuhkan dan perlu kita hadirkan untuk melampaui hukuman yang keras. Kasih memang tidak mentoleransi dosa namun dengan kasih kita dapat mengubahkan kehidupan orang lain dan memberi waktu pertobatan yang memulihkan bagi mereka. Mari kita membawa dan menghadirkan kasih sehingga pemulihan dan pertobatan dapat terjadi di sekitar kita.

Amin…

Pnt. Abdi Sabda Winedar

Renungan Minggu GKI Samanhudi lainnya

logo_hitam_gki_samanhudi

Jl. H. Samanhudi No. 28, Jakarta 10710
021 – 344.8780
021 – 384.4553 / 344.8779 – 1
021 – 380.3229
gkisamanhudi.sekretariat@gmail.com
gkisamanhudi.bag.umum@gmail.com

PERSEMBAHAN
qris-gki-samanhudi

Bank Mandiri
119-0002011714
Cabang Krekot a.n GKI Jabar Samanhudi

BCA
001.303.3398
Cabang Asemka a.n GKI Jabar
Atau Scan QR code untuk M-Banking BCA

Persembahan untuk pembangunan gedung
BCA
001.303.6761
Cabang Asemka a.n GKI Jabar