Renungan Minggu GKI Samanhudi

Bertanggung Jawab, Bukan Menyalahkan!

Beberapa hari ini di sosial media sedang ramai kisah seorang penumpang yang kehilangan botol tumblernya di Commuter line. Walaupun hanya kehilangan botol minum yang harganya masih terjangkau namun dampak kisah ini sangatlah besar. Diceritakan seseorang berinisial A lupa membawa cooler bag yang berisikan botol tumblernya saat sedang pulang kerja. Jadi bisa dibilang kejadian ini terjadi dan dimulai akibat keteledoran ulahnya sendiri yang tidak bertanggung jawab menjaga barangnya sendiri. Singkat ceritanya cooler bag si-A sudah ditemukan dan perlu diambil di stasiun rangkasbitung. Ketika si-A dan suaminya mengambil cooler bagnya ternyata tidak ditemukan botol tumblernya di dalam tasnya itu, padahal ketika difoto oleh petugas kereta botolnya masih ada sebelumnya. Pada akhirnya si-A dengan suaminya meminta pertanggungjawaban dari petugas security yang terakhir memegang/memindahkan cooler bag si-A tersebut. Si security ini sudah mengakui bahwa ia tidak tahu dan hanya mengantar barang yang ketinggalan itu, bahkan ia sudah niat mau mengganti botol si-A. Namun si-A Bersama suaminya tetap bersikeras untuk mendapatkan botol lamanya. Si-A yang merasa kesal karena kehilangan botol tumblernya ini akhirnya mengadu di sosial medianya serta menyalahkan PT KAI yang menurutnya tidak bertanggung jawab.

Tanpa disangka meledaklah dunia sosmed Indo untuk beberapa waktu ini hanya karena urusan botol minum. Kabarnya petugas security yang terakhir memegang/memindahkan botol tumbler ini akhirnya harus dipecat, bisa kita bayangkan hilangnya botol tumbler yang harganya kira-kira cuma 300 ribuan karena keteledoran penumpang KAI itu sendiri akhirnya membuat seseorang yang baru saja bekerja menjadi security harus meninggalkan pekerjaannya. Tak heran kisah ini membuat banyak netizen marah karena tindakan si-A yang tidak bertanggung jawab dan teledor namun di sosial medianya si-A menyampaikan kekesalannya dengan judul “ketidak tanggung jawab petugas PT KAI” dan kisah viral ini sampai membuat seseorang harus kehilangan pekerjaannya.

Saudara-saudara terkasih, tidak bertanggung jawab dan justru menyalahkan orang lain adalah pelarian bagi pengecut dan justru hanya merugikan diri sendiri dan orang lain. Kita menyimak bahwa kisah diatas sangat mirip dengan kisah pada kitab Kejadian 3:12-13 tentang Adam yang menyalahkan Hawa dan Hawa yang menyalahkan ular karena sudah memakan buah dari pohon yang dilarang. Ketika kita diperhadapkan dengan peristiwa Adam dan Hawa, tradisi iman Yahudi dari dulu sering sekali menyalahkan Hawa karena ia terbuai dengan godaan ular lalu mengambil dan memakan buah dari pohon yang dilarang. Padahal sebetulnya Adam juga salah karena ikut-ikutan memakan buah tersebut tanpa pikir panjang. Akibatnya ketika mereka sudah ketahuan, mereka tidak mau bertanggung jawab dengan kesalahannya dan masih saja merasa dirinya benar tetapi orang lain yang salah. Ternyata menyalahkan orang lain dan mengambil posisi aman merupakan tindakan yang umum bahkan dapat terjadi sampai dengan sekarang. Orang cenderung tidak mau terlihat salah dan “memakai” orang lain untuk terlihat benar. Tuhan itu penuh dengan keadilan, namun kita juga tidak boleh lupa bahwa Dia adalah Tuhan yang penuh dengan kasih pengampunan. Marilah kita belajar untuk bertanggung jawab atas segala kesalahan kita dan bukan menyalahkan orang lain atas kesalahan dan keteledoran kita. Janganlah takut dan mencari aman dengan cara mencari kesalahan orang lain, namun akuilah dan belajar untuk mengevaluasi diri lebih baik lagi !

Pnt. Abdi Sabda Winedar