allah-kaya-akan-rahmat

Pada suatu waktu seorang perempuan yang kedapatan berbuat dosa dibawa kepada Yesus. Mereka yang membawanya mengatakan, bahwa sesuai hukum Musa, perempuan itu harus dilempari batu. Lalu Yesus memberi kesempatan kepada mereka yang merasa tidak berdosa untuk melempari perempuan itu dengan batu. Alih-alih mengambil batu dan melemparnya kepada perempuan itu, para Ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu pun pergi satu persatu meninggalkan Yesus dan perempuan itu. “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah dan mulai sekarang, jangan berbuat dosa lagi.” Demikian kata Yesus kepada perempuan itu. Cerita ini dikisahkan dalam Yohanes 8:3-11.

Cerita lain lagi dikisahkan dalam Lukas 19:1-10. Suatu ketika, Yesus melihat seorang kepala pemungut cukai di atas pohon ara yang dilewatinya. Zakheus, demikian nama orang itu, di mata masyarakat Yahudi adalah orang berdosa dan karenanya tidak layak diterima dalam komunitas orang-orang pilihan. Namun Yesus justru menyapanya dan berkata kepadanya, “Zakheus, turunlah, hari ini aku harus menumpang di rumahmu.”

Pada waktu lain lagi, Yesus duduk dan makan bersama banyak pemungut cukai dan orang berdosa. Waktu orang Farisi mempertanyakan dan mengkritiknya, Yesus berkata, “Aku datang bukan untuk memangggil orang benar, melainkan orang berdosa.” (Matius 9:13)

Cerita-cerita itu memperlihatkan sosok Yesus, Tuhan yang penuh kasih. Kristus adalah Allah yang kaya dengan Rahmat, demikian kata Paulus dalam Efesus 2:4. Tak soal berapa banyak pun kesalahan kita dan berapa besarnya pun dosa dan pelanggaran kita, kasih dan rahmat-Nya melampaui semua itu. Tuhan adalah Allah yang tidak menghitung-hitung kesalahan dan dosa kita. Walau kesalahan kita banyak dan dosa kita bahkan tak terhitung, namun asalkan datang dalam penyesalan dan pertobatan, serta menyerahkan diri kepada kasih dan anugerah Tuhan, Ia mengampuni kita. Dalam Yesaya 1:18 tertulis, “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba”.

Betapa bersyukurnya kita karena Allah dalam Kristus Yesus adalah Allah yang kaya dengan rahmat. Kita yang seharusnya mati dan menghadapi murka Allah, kita dibebaskan dan dilepaskan-Nya. Semuanya bukan karena kita memang pantas dan layak menerimanya, melainkan semua karena kasih karunia. Sesungguhnya yang kita terima dari Tuhan adalah kasih karunia. Anugerah-Nya memang sungguh Ajaib, sebagaimana nyanyian KJ 40 yang sebagian syairnya berkata :

Ajaib benar anugerah, pembaru hidupku! ‘Ku hilang, buta, bercela; oleh-Nya ‘ku sembuh

Lalu, apa selanjutnya? Kata Yesus …..“Pergilah dan mulai sekarang, jangan berbuat dosa lagi.” Setidak-tidaknya, mulai sekarang, belajarlah untuk jangan berbuat dosa lagi.

Pdt. Frida Situmorang

Renungan lainnya