hidup-yang-menjadi-berkat

Hidup, sejatinya pemberian, anugerah Tuhan kepada manusia. Di dalamnya kita menemukan berbagai keajaiban, keindahan dan kebaikan. Namun hidup sebagai pemberian bukanlah sesuatu yang dapat kita kendalikan dan tentukan waktunya, berapa lama kita ingin menjalani dan menikmatinya. Sekalipun kita ingin menjalani hidup selama mungkin, kita tidak dapat mewujudkannya. Masa hidup kita bukan di tangan kita, melainkan di tangan Tuhan, Sang Empunya hidup yang memberikannya kepada kita. Ibarat perjalanan, tak seorang pun dapat menentukan awal dan akhirnya. Hanya Tuhan Sang Pemberi Hidup yang mengetahuinya, karena Dialah yang mengatur dan menentukan segalanya. Itu berarti hidup sebagai sebuah anugerah dapat kita nikmati hanya ketika kita masih memilikinya. Kalau begitu, maka sesungguhya yang terpenting bukan berapa lama kita hidup, tetapi bagaimana kita hidup. Hal terpenting jadinya bagaimana kita membuat hidup yang cuma satu-satunya dan yang sangat terbatas ini menjadi berarti dan bermakna. Sehingga kita tidak semata-mata hidup, tidak cuma sekedar hidup, melainkan sungguh-sungguh hidup dan memuliakan Tuhan.

Bagaimana caranya? Bagi Yesus, hidup yang berarti dan bermakna itu terjadi ketika hidup kita berguna, bermanfaat dan berfaedah bagi orang lain. Dalam kata lain, hidup yang berarti dan bermakna itu terjadi Ketika hidup kita menjadi berkat bagi orang lain.

Yesus mengungkapkan hal tersebut dengan sangat jelas melalui sebutan yang dipakai-Nya untuk murid-murid-Nya dan semua orang yang percaya kepada-Nya dalam Injil Matius 5:13-16. “Kamu adalah garam dunia dan “Kamu adalah terang dunia”. Menyebut mereka sebagai garam dan terang, Yesus hendak menonjolkan kegunaan, manfaat, faedah dari para murid bagi orang lain, sesamanya.

Jadi, yang terpenting bagi Yesus bukanlah apakah kita ini orang Kristen semata, melainkan apakah kita ini orang Kristen yang berguna, bermanfaat, yang menjadi berkat bagi kehidupan ini, terutama bagi sesama.

Lalu, dari mana kita memulainya dan apa yang harus kita lakukan? Bagaimana kita menjadikan hidup kita berkat bagi orang lain? Kita dapat mulai dengan sesuatu yang sederhana, yang pernah dikatakan dan dilakukan oleh bunda Teresa, wanita sederhana yang dicintai seluruh dunia. Ia berkata, “Tebarkan cinta kemana pun kamu pergi, tetapi pertama-tama di rumahmu sendiri. Jangan pernah biarkan orang datang kepadamu, lalu pergi begitu saja tanpa merasa lebih bahagia dan lebih baik. Jadilah ungkapan kebaikan Tuhan yang hidup. Kebaikan hati di wajahmu, kebaikan hati dalam sinar matamu, kebaikan hati dalam senyummu dan kebaikan hati dalam salam hangatmu.” Sesungguhnya Tuhan telah memberikan dan memperlengkapi kita dengan semua yang kita perlukan untuk menjadikan hidup kita berkat bagi sesama dan itu adalah apa yang ada pada kita, diri kita sendiri. Ketika kita memiliki hati yang penuh kasih seperti hati Tuhan, maka semua yang kita lakukan akan menjadi berkat bagi orang lain, mulai dari yang paling dekat dengan kita hingga semua orang yang berelasi dan berinteraksi dengan kita.

Hidup adalah anugerah yang tidak selamanya kita miliki. Selama hidup itu masih bisa kita nikmati, mengapa tidak kita jadikan hidup berarti dengan menjadi berkat bagi sebanyak-banyaknya orang, di mana saja dan kapan saja. Mulai dari hal yang sederhana dan mulai sekarang. Maukah Anda?

Pdt. Frida Situmorang

Renungan lainnya