komunitas-bersaksi

Kesaksian atas kebangkitan Kristus adalah hal yang sangat penting karena kebangkitan-Nya adalah inti dari iman Kristen. Salah satu kesaksian terpenting adalah kisah para murid yang bertemu Yesus dalam berbagai kesempatan setelah kebangkitan-Nya. Kesaksian lainnya datang dari orang-orang yang bertemu Yesus. Kehadiran Maria Magdalena di kuburan dan kesaksian murid-murid tentang kebangkitan Yesus menunjukkan bahwa iman dan keyakinan bukan hanya bersifat pribadi, tetapi juga bersifat sosial. Ini menegaskan pentingnya memiliki komunitas yang saling mendukung dan memperkuat iman satu sama lain.

Yohanes 20:19-31 memiliki makna yang terkait dengan kegiatan keseharian kita. Ketika Yesus datang kepada para murid yang ketakutan dalam sebuah ruangan terkunci, kehadiran-Nya memberikan kekuatan dan ketenangan bagi komunitas murid yang ada di sana. Ketika Tomas awalnya tidak percaya bahwa Yesus telah bangkit, kesaksian dari sesama murid dan pertemuan dengan Yesus membuatnya menemukan kebenaran. Yesus memberikan Roh kudus dan kuasa kepada para murid-Nya dan mengutus mereka untuk melanjutkan misi-Nya. Komunitas murid ini mengawali pewartaan kabar baik kepada orang lain dan menjadi pondasi dasar bagi gereja Kristen yang ada hingga saat ini.

Seperti yang terjadi pada para murid yang mengunci diri karena takut, banyak orang yang saat ini mengalami kecemasan, kesendirian dan kesulitan hidup atau bahkan tidak memiliki harapan. Namun, apabila mereka dapat merasakan kehadiran-Nya, mereka akan memperoleh kekuatan dan ketenangan dalam menghadapi tantangan dan kesulitan yang dihadapi. Tugas saksi dan kesaksian atas kabar baik pada masa kini adalah memberi penjelasan tentang implikasi dari kebangkitan Kristus bagi kehidupan manusia. Kesaksian dapat menjadi alat untuk membantu orang lain untuk bertumbuh dalam iman. Kesaksian tidak hanya dengan kata-kata, renungan atau kotbah, tetapi juga berupa tindakan nyata. Kesaksian atas kabar baik dapat diwujudkan dengan menjalani apa yang kita katakan, “walk the talk”.

Banyak orang mengalami kehadiran Kristus dalam kehidupan mereka melalui pengalaman pribadi dalam upaya menjaga integritas, berdoa, membaca Alkitab dan menjadi teladan bagi orang lain. Selama masa Pra Paskah, umat diajak untuk melakukan disiplin rohani dengan berdoa, berpuasa dan bersedekah. Ketiga disiplin ini sudah dijalani oleh umat Tuhan sejak di zaman Yesus (Matius 6:1-18). Umat diajak berrefleksi, mengisi Jurnal Paskah dan dilibatkan dalam aksi peduli Nusa Tenggara Timur, baik melalui sumbangan hasil penyangkalan diri ataupun belanja di bazaar Kampung Krekot. Sebagai individu, dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menunjukkan kasih, pengampunan, kesabaran, kerendahan hati, kepedulian terhadap sesama, membantu mereka yang membutuhkan, memberikan dukungan moral, dan bahkan melakukan hal-hal kecil seperti memberikan senyuman atau kata-kata penghiburan, termasuk di Pojok Ngobrol.

Dalam konteks gereja, “walk the talk” dapat dilakukan dengan saling melayani sesama pelayan dan umat, memberikan pembinaan, memfasilitasi dan melibatkan umat dalam pelayanan kepada orang yang membutuhkan, mengunjungi orang sakit atau kesepian dan mempromosikan perdamaian, keadilan, dan kesejahteraan umat manusia. Jemaat kita memiliki program yang memfasilitasi kebersamaan umat, memfasilitasi pendidikan melalui bea siswa, membantu orang-orang yang membutuhkan bantuan dana maupun kesehatan, termasuk mereka yang membutuhkan layanan psikologis sebagai dampak pergumulan hidup yang dihadapi.

Apakah jemaat GKI Samanhudi merupakan Komunitas? Tentu saja. Selain merupakan komunitas sebagai jemaat, kita juga merupakan komunitas dalam setiap organ jemaat, dalam kemajelisan, komisi dan badan pelayanan, pokja, unsur komisi musik, panitia dan tenaga administrasi. Kita banyak melakukan kebersamaan dalam masing-masing komunitas, baik dalam rapat atau aktivitas lainnya. Masalahnya, apakah kita sudah menjadi saksi bagi Kristus? Apakah kita menyampaikan kabar baik melalui tindakan kita sebagai kelompok-kelompok di jemaat? Apakah aktivitas kita konsisten dengan nilai-nilai Kristiani, sehingga kita bisa memberikan kesaksian tentang kebangkitan Kristus kepada orang lain. Mari kita mulai membangun komunitas bersaksi dalam jemaat kita.

Jargon “komunitas bersaksi” mengandung implikasi penting bagi umat Kristen. Jargon ini menunjukkan bahwa umat Kristen tidak hanya menjadi saksi atas kebangkitan Kristus secara individu, tetapi juga sebagai bagian dari sebuah komunitas, dan menekankan bahwa komunitas umat Kristen harus aktif dalam memberikan kesaksian dan memberitakan kabar baik kepada dunia. Jargon ini juga menunjukkan bahwa kebersamaan dalam sebuah komunitas Kristen adalah penting dalam memperkuat iman dan memperjuangkan nilai-nilai Kristiani. Selamat Bersaksi.

Bpk. Ruddy Koesnadi

Renungan lainnya