Secara metaforis, “gelap” dan “terang” selalu dikaitkan dengan nilai-nilai etis. Misalnya, “terang” menggambarkan hal-hal baik yang bertolak belakang dengan hal-hal yang jahat. Sedangkan “gelap” selalu dihubungkan dengan dosa, perbuatan jahat, penderitaan dan kematian. Dalam filsafat Yunani, terang melambangkan kehidupan dan kebahagiaan. Sebaliknya, gelap selalu dikaitkan dengan kebodohan, perbuatan dosa dan ketakutan pada kematian.
Kematian sering dipandang berada dalam wilayah kegelapan. Plato seorang filsuf Yunani membandingkan “baik” atau kebaikan sama dengan sinar matahari, cahaya dan penyembuhan. Baik atau kebaikan sama dengan pikiran yang bercahaya, pikiran yang terang bukan yang gelap atau pikiran yang kotor.
Dalam Alkitab Perjanjiian Baru, Yohanes sering menuliskan hal yang kontras, yang bertolak belakang antara yang gelap dan terang. Terang adalah gambaran kehidupan dan kebenaran. Jadi orang yang hidup dalam terang adalah orang yang hidup dalam kebenaran. Sedangkan kegelapan adalah perbuatan dosa dan gaya hidup berdosa. Di bagian lain rasul Paulus melukiskan bahwa gelap atau malam sama dengan hidup dengan dosa atau kejahatan.
Dalam konteks dan pemahaman tentang terang dan gelap tersebut, Tuhan Yesus berkata dalam Yohanes 8 : 12, “Akulah Terang dunia.” Artinya bahwa dunia yang penuh dengan kejahatan, kegelapan, dosa, dan kematian, yang penuh dengan kebencian, fitnah, kekhawatiran, ketakutan dan kekelaman, tidak dapat menguasai Yesus Sang Terang dunia. Yesus sebagai Terang dunia tidak akan dan tidak akan bisa dikuasai oleh kegelapan termasuk kematian. Kegelapan ada karena ketiadaan terang. Selama ada terang tidak ada kegelapan. Oleh sebab itu, ungkapan Yesus, Aku adalah Terang dunia, adalah sebuah proklamasi yang hendak menyatakan bahwa segala kekuatan apapun, termasuk kejahatan dunia dan kegelapan dosa telah dikalahkan Yesus.
Jika Yesus berkata Akulah Terang dunia bukan tanpa bukti. Kasih dan kuasa-Nya telah terbukti dan teruji. Kita membaca dalam injil bahwa Yesus menolong dan menyembuhkan orang sakit, melakukan mukjizat, menghidupkan orang mati dan mengampuni orang berdosa. Misalnya, pemungut cukai dan perempuan berzinah. Bahkan dia telah mati dan bangkit menebus dosa kita.
Oleh karena itu, ketika dia berkata “… barangsiapa mengikut Aku, dia tidak berjalan dalam kegelapan melainkan dia akan mempunyai terang hidup” (Yoh 8:12) sesungguhnya Yesus ingin menegaskan bahwa Dia adalah Sumber kehidupan yang indah dan penuh, tidak setengah-setengah. Dia adalah total Sumber kehidupan kita. Maka tidak ada pilihan lain, kita harus hidup dan terus hidup di dalam Yesus apapun pergumulan dan beratnya kehidupan kita.
Ketika kita mengikut Yesus dan dibaptiskan, maka kita telah mengambil tindakan atau pilihan untuk mengikuti Sang Terang dunia dan berjalan dalam terang-Nya agar tidak tersesat. Memilih terang bukan gelap. Jika saat ini kita berada di jalan kebenaran, kita telah memilih jalan keselamatan bukan kebinasaan. Berbahagialah kalau kita sudah memilih Kristus Sang Terang dunia dan hidup di dalam-Nya karena jaminan keselamatan ada di dalam Dia.
Pdt. Em. Iwan Tri Wakhyudi