supaya-dunia-percaya

Menjadi percaya itu tidak mudah. Seseorang memerlukan bukti, pengalaman, pengenalan, dan keyakinan atas apa yang akan ia percayai. Ketika seseorang sudah melihat bukti, pengalaman, pengenalan dan keyakinan, barulah pada umumnya orang akan menjadi percaya. Dengan demikian, menjadi percaya itu tidak sekadar pengakuan, tetapi juga dibutuhkan sikap diri untuk memercayai akan apa yang dipercayainya.

Pada saat ini kita akan belajar tentang doa Yesus untuk para murid-Nya. Sekalipun Yesus sedang diperhadapkan dengan salib dan kematian, Yesus memiliki keyakinan masa depan, yaitu adanya orang-orang percaya karena pemberitaan Injil murid-murid-Nya. Yesus berdoa. “dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka: …” (Yoh. 17:20). Doa Yesus ini sangat kental akan jiwa regenerasi.

Bukan segala-sesuatu tidak sanggup Yesus lakukan, tetapi Ia merindukan para murid-Nya berproses untuk turut serta menghadirkan kerajaan Allah. Di samping itu, Yesus juga mendoakan kesatuan murid-murid-Nya, “Supaya mereka menjadi satu (Yoh. 17:21). Kesatuan yang didoakan oleh Yesus bukanlah kesatuan administrasi atau organisasi gerejawi yang justru dapat mengakibatkan pertentangan terhadap kesatuan yang diadakan oleh-Nya. Kesatuan yang ditekankan oleh Yesus adalah kesatuan dalam relasional.

Relasi yang berkesinambungan atau berkelanjutan dan terus menerus bersatu, yaitu kesatuan dalam kasih dan ketaatan, seperti kesatuan relasi Allah Trinitas. Jika Yesus berdoa untuk kesatuan murid-murid-Nya dan orangorang percaya/gereja-Nya, maka sudah sepantasnya gereja prihatin atas pertikaian dan perpecahan yang terjadi di sepanjang Sejarah gereja. Apapun bentuk pertikaian dan perpecahan gereja, itu sudah menjadi kesaksian yang buruk bagi dunia. Injil tidak bisa diberitakan dengan benar di jemaat manapun yang terpecah. Dunia tidak bisa diinjili oleh gereja yang bersaing.

Sebaliknya, kesatuan gereja akan menjadi kesaksian yang membuat dunia percaya siapa sesungguhnya Yesus. Dengan semangat Paskah, orang-orang percaya atau gereja perlu menghidupi gereja yang bersahabat, berkolaborasi, dan bersinergi sehingga menjadikan dunia sebagai rumah yang layak diselamatkan. Setiap ucapan dan perbuatan kita sehari-hari adalah cerminan dari kehidupan orang percaya kepada Yesus. Setiap kita adalah “kitab yang terbuka” yang dibaca oleh sesama kita.

 

Jika ucapan dan perbuatan kita mencerminkan teladan Kristus, maka Kristus dipermuliakan lewat diri kita. Namun sebaliknya, jika perbuatan dan ucapan kita tidak meneladani Yesus, maka kita tidak sedang mempermuliakan Yesus.

Pdt. Peter Abet Nego

Renungan lainnya