terkendali-2

Lalu apa yang harus kita lakukan, agar kita dapat mengarahkan hawa nafsu kita kepada hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi diri kita maupun orang-orang di sekitar kita? Kembali ke cerita saya tentang mobil box yang menabrak pohon, agar seseorang terampil mengendarai mobilnya dan mampu mengendalikannya dengan baik diperlukan proses belajar. Bukan hanya teori, tetapi yang diperlukan juga adalah praktek yang intensif dan sungguh-sungguh. Pada proses itu sikap hati kepada pembimbing atau instruktur sangat dibutuhkan. Bersedia dan rela diajari dan dibimbing. Berapa lama waktunya? Kita tidak dapat menentukannya. Tergantung sang pembimbing dan yang dibimbing. Setiap orang juga memiliki kecepatan proses yang tidak sama. Ada yang hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat, tetapi ada pula yang membutuhkan waktu yang panjang.

Hal ini tidak menjadi soal. Kesediaan untuk terus belajar akan menciptakan ketekunan dalam diri kita. Bila kita gagal pun tidak masalah. Kegagalan memberi kita pelajaran yang berharga untuk menemukan cara bertumbuh sesuai dengan diri masing-masing orang. Rasul Petrus memberikan nasehat yang penting bagi kita dalam proses kita bertumbuh. Katanya dalam 1 Petrus 1:13-14, “Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu pada waktu penyataan Yesus Kristus. Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu.”

Bila kita sudah memantapkan hati untuk mau dan bersedia menjalani prosesnya, maka kita akan sampai pada tujuan kita. Bukankah kita tidak sendirian? Rangkaian Minggu Pra-Paskah yang kita Jalani sampai hari ini, mengingatkan kita, betapa oleh kasih karunia-Nya, Tuhan menjadikan kita anakanak-Nya, karena itu kita pasti ditolong dan dibimbing-Nya. Dari kita dibutuhkan sikap taat kepada Tuhan yang disertai latihan terus menerus, sehingga kita akan dapat menundukkan dan mengendalikan hawa nafsu yang hendak menguasai diri kita. Hasil dari pengendalian diri yang kita lakukan kekudusan hidup kita sebagai anak-anak Tuhan dapat terus terjaga dengan baik. Itulah yang dikehendaki Tuhan, umat kepunyaan-Nya, yang dikasihi-Nya, hidup dalam kekudusan dan menjaga kekudusan. “ … sebab ada tertulis : Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” (1 Petrus 1:16)

Pdt. Frida Situmorang

Renungan lainnya