terkendali-1

Rumah saya dekat dengan gedung olahraga yang dulunya merupakan tempat pacuan kuda. Sekitar 5 menit perjalanan jauhnya bila ditempuh dengan sepeda. Di tempat itu saya punya pengalaman tak terlupakan. Waktu itu saya sedang jogging di area lapangan parkir, ketika tiba-tiba sebuah mobil box terlihat masuk ke area lapangan, melaju tanpa arah dan tanpa kendali. Orang-orang yang sedang olahraga menjadi panik dan berlarian menghindari mobil box tersebut. Dari kejauhan Nampak si pengemudi berusaha keras mengendalikan mobilnya, tetapi rupanya ia tidak berhasil, hingga akhirnya mobil tersebut berhenti setelah menabrak sebuah pohon. Pohon itu patah lalu tumbang. Rupanya mobil itu menabraknya dengan keras. Dalam hati saya membatin, untung yang ditabrak pohon, bagaimana kalau yang ditabrak itu orang yang sedang olahraga atau pedagang makanan di pinggir jalan? Betapa fatal akibatnya. Mobil box yang melaju tanpa kendali serupa dengan hawa nafsu dalam diri manusia. Hawa nafsu adalah keinginan hati atau hasrat yang kuat.

Semua orang memiliki hawa nafsu dalam dirinya karena Tuhan yang memberikannya sebagai bagian tak terpisahkan dari kedagingan kita. Hawa nafsu dalam pengertian yang positif dibutuhkan dan bermanfaat; misalnya nafsu makan agar tubuh kita sehat dan punya energi dalam beraktifitas setiap hari; nafsu untuk belajar agar pengetahuan dan wawasan kita semakin diperdalam dan diperluas; nafsu seksual terkait proses prokreasi dalam keluarga; nafsu menciptakan lapangan pekerjaan agar dapat mengentaskan kemiskinan dan menyejahterakan masyarakat. Semua contoh hawa nafsu tersebut, apabila diarahkan dan dikendalikan dengan baik akan mendatangkan manfaat, membangun dan memberikan kebahagiaan dalam hidup kita. Sebaliknya, hawa nafsu yang tidak terkendali dapat mengacaukan, merusak, bahkan menghancurkan.

Misalnya, nafsu makan yang tidak terkendali menyebabkan kita makan berlebihan sehingga tubuh semakin bertambah bobotnya. Dampak lebih lanjut terjadilah obesitas dan pada waktunya menuai berbagai macam penyakit yang serius pada tubuh kita; nafsu terhadap kekuasaan yang tidak terkendali menyebabkan orang menempuh bahkan hingga menyakiti, melukai dan mengorbankan sesame ang dianggap sebagai saingan dan penghalang; nafsu terhadap kekayaan yang sangat berlebihan menyebabkan orang menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya, tanpa peduli tindakannya itu merugikan bahkan menyusahkan orang lain; nafsu seksual yang tak terkendali menyebabkan orang jatuh pada percabulan, perzinahan, perselingkuhan, sehingga dapat menyebabkan terjadinya perceraian bahkan menimbulkan penyakit yang berbahaya; nafsu amarah yang tak terkendali, baik dalam hidup keluarga, lingkungan kerja serta masyarakat, menyebabkan orang melakukan tindakan kekerasan yang menyakitkan dan melukai, baik melalui perkataan maupun tindakan. Masih banyak lagi hal buruk yang dapat terjadi ketika kita tidak dapat mengontrol dan mengendalikan hawa nafsu dalam diri kita. Bersambung ….

Pdt. Frida Situmorang

Renungan lainnya