
Baptisan merupakan momen yang istimewa dalam kehidupan seorang Kristen. Dalam Injil Lukas 3:21-22, kita menyaksikan peristiwa Yesus dibaptis oleh Yohanes. Saat Yesus keluar dari air, langit terbuka, dan suara Allah berkata, “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.” Dalam momen ini, kita melihat pengesahan identitas Yesus sebagai Anak Allah dan misi-Nya untuk menyelamatkan dunia. Baptisan bukan sekadar ritual; itu adalah panggilan untuk hidup yang berkenan kepada-Nya.
Sebagaimana Yesaya 43:1-7 mengingatkan kita, Allah telah menebus kita dan memanggil kita dengan nama kita. Dia berkata, “Engkau ini kepunyaan-Ku.” Baptisan mengingatkan kita bahwa kita telah menjadi milik Allah, dipanggil untuk hidup dalam hubungan yang intim dengan-Nya, dan dipanggil untuk memancarkan kasih dan keadilan-Nya di dunia ini.
Namun, bagaimana kita hidup berkenan kepada-Nya dalam kehidupan sehari-hari? Ada tiga hal yang dapat kita renungkan: Seperti Yesus yang diakui sebagai Anak Allah, kita juga diakui sebagai anak-anak Allah melalui baptisan. Identitas ini memberikan kita keberanian untuk menghadapi tantangan hidup. Ketika dunia mencoba mendefinisikan nilai kita berdasarkan kesuksesan, kekayaan, atau status, kita diingatkan bahwa identitas sejati kita adalah sebagai anak Allah yang dikasihi-Nya. Tidak ada pencapaian duniawi yang dapat menggantikan kasih karunia ini.
Baptisan mengajak kita untuk hidup dalam ketaatan, seperti Yesus yang sepenuhnya menyerahkan diri kepada kehendak Bapa. Dalam Lukas 3:17, Yohanes Pembaptis mengingatkan bahwa baptisan bukan hanya tentang pembersihan, tetapi tentang komitmen kepada Allah yang akan datang membawa penghakiman dan keselamatan. Hidup berkenan kepada-Nya berarti kita memprioritaskan kehendak-Nya di atas kehendak kita sendiri, menjalani hidup dengan integritas, kasih, dan kesalehan.
Dalam Yesaya 43, Allah berjanji untuk menyertai kita dalam segala situasi. Dia berkata, “Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau; dan apabila engkau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan.” Hidup berkenan kepada-Nya berarti mempercayai penyertaan-Nya dalam setiap langkah kehidupan kita, bahkan ketika menghadapi pencobaan atau penderitaan.
Sebagai orang dewasa yang telah dibaptis, kita dipanggil untuk menghidupi panggilan ini setiap hari. Baptisan bukanlah akhir dari perjalanan iman, tetapi awal dari hidup yang berkenan kepada-Nya. Dengan mengenali identitas kita dalam Kristus, hidup dalam ketaatan, dan percaya pada janji Allah, kita dapat menjadi saksi kasih-Nya di dunia. Marilah kita terus menghidupi makna baptisan dalam setiap aspek kehidupan kita, sehingga hidup kita mencerminkan kasih Allah dan berkenan kepada-Nya.
Pdt. Peter Abet Nego