kemuliaan-dalam-solidaritas-tanpa-batas

Banyak orang yang ingin hidup dalam kemuliaan. Kemuliaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI) artinya terhormat, mulia, dan diagungkan. Siapa yang tidak senang dihormati, dipuji-puji, dipandang penting? Untuk mencapai hidup dalam kemuliaan tersebut ada banyak cara orang yang digunakan, mulai dari memiliki barang-barang yang ber-merk atau mencapai pangkat pada jabatan tertentu. Untuk mencapai kehormatan dan kemuliaan hidup, kini Masyarakat dapat mengekpresikan kemuliaan dan pencapaian hidupnya lewat media sosial.

Media sosial turut melahirkan suburnya jurnalisme warga. Setiap orang bisa mengumumkan, melaporkan, menganalisis dan menyampaikan berita melalui media sosialnya. Jika dulu warga masyarakat hanya menjadi konsumen berita dari para wartawan dan media masa, kini semua orang bisa menjadi saluran berita. Ada orang-orang yang hobby mengekspos segera tentang dirinya, aktivitas hariannya, keluarganya, produk jualannya, liburannya, makanan kesukaannya, hingga mimpi-mimpinya.

Namun, juga tidak sedikit juga orang yang suka memburu berita-berita kontroversi dan inspiratif yang dipandang dapat menggegerkan grup-grup di media sosial; dan ada pula yang hobi menulis opini, seperti pakar di blog-blog personal maupun domain komersial. Bahkan, ada pula yang mendadak menjadi apologet, yang menduplikasi konten-konten keagamaan sambil menghujani agama lain dengan kritik. Dalam perkembangannya, diunggah atau tidaknya sebuah konten di media sosial sangat dipengaruhi oleh seberapa banyak like, love, follower maupun subscribers. Makin gaduh, makin semangat produsen maupun netizen bertanya. Persoalan bahwa hal-hal yang dibagikan itu bersifat hoax, itu urusan belakangan.

Di tengah budaya forward yang terjadi di masyarakat, pesan Minggu transfigurasi hari ini berfokus kepada kehendak Yesus memilih tak mengekspos kemuliaan-Nya sebelum saat kemuliaan-Nya dalam karya salib terpenuhi. Kemuliaan seseorang tak bergantung pada kemilau yang dilihat orang, melainkan dari kesetiaan terhadap misi Allah bagi kehidupan. Cahaya kemuliaan Kristus memancar sebab Allah berkenan kepada Dia yang kesetiaannya tak terbantahkan. Transfigurasi dapat mengaburkan makna jalan salib. Jika tidak dimengerti dengan utuh.

Bagi Yesus, orang harus melihat dan mengalami terlebih dahulu derita salib. Kemuliaan harus ditempuh melalui rute penderitaan, pengorbanan, solidaritas, ketabahan, dan keteguhan cinta sampai akhir. Penderitaan tanpa pengorbanan dan solidaritas bagi sesame dan semesta hanyalah akan menjadi sia-sia. Penderitaan tidak akan bermakna apa pun jika hanya berkaitan dengan kesusahan diri sendiri. Yesus bukan senang pada penderitaan. Akan tetapi, Ia bersedia melewati jalan penderitaan tujuan. Sebab, penderitaan yang Ia songsong adalah ekspresi cinta Allah kepada dunia. Cinta yang berani menderita. Cinta yang tidak mudah dan tak murah. Melalui jalan penderitaan salib, totalitas kasih Allah diterima, dirasakan, dan dirayakan oleh seluruh semesta. Inilah kemuliaan yang sejati.

Pdt. Peter Abet Nego

Renungan lainnya