hati-yang-gembira

Banyak majalah atau artikel kesehatan telah menerbitkan tulisan dengan judul seputar “Tertawa adalah Obat Terbaik”. Topik semacam itu hendak menegaskan bahwa tertawa atau gembira menjadi penanda Kesehatan seseorang. Tentu pernyataan itu tidak datang begitu saja. Banyak penelitian telah dilakukan. Hubungan antara Kesehatan emosional dan kesehatan fisik kita tidak dapat disangkal. Mereka yang memiliki pandangan gembira dan positif jauh lebih mungkin memiliki kesehatan fisik yang lebih baik. Ini bukan jaminan bahwa orang yang gembira tidak akan pernah sakit, tetapi kemampuan mereka untuk pulih dan mengatasi penyakit jauh lebih tinggi. Sebaliknya, mereka yang jarang tertawa atau menghabiskan waktu yang lama dalam keadaan yang terlalu serius memiliki kemampuan yang lebih rendah untuk mengatasi stres dan penyakit. Mereka yang mengalami depresi jangka panjang — sering kali mengalami penurunan kesehatan fisik yang sejalan dengan penyakit emosional mereka.

Menariknya, sebelum penelitian-penelitian dan kajian itu dilakukan, Alkitab telah memberi nasehat dan pengajaran berkaitan dengan kegembiraan (joyful) dan Kesehatan (medicine). Amsal 17:22 berkata, “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.” Melalui banyak pengalaman hidup, Pengamsal, yang telah mengalami banyak hal, sampai pada Kesimpulan yang luar biasa ini. Ia mengaitkan secara tegas antara hati yang gembira sebagai penyebab pemulihan (obat yang manjur).

Sebaliknya, bagi Pengamsal, semangat yang patah (broken spirit) mengeringkan tulang. Istilah obat (Ibr: gehah) dapat berarti penyembuhan atau pertolongan. Klausa ini dapat diterjemahkan juga dengan, “hati yang gembira membuat penyembuhan yang lebih baik”. Kegembiraan, yang dapat diasosiasikan dengan kepuasan, memungkinkan seseorang untuk melawan serangan penyakit, pikiran, dan memiliki pengaruh paling kuat terhadap tubuh. Semangat yang patah mengeringkan tulang, berarti menghancurkan semua kehidupan dan kekuatan.

Dari perkataan Amsal ini, paling tidak ada dua hal yang perlu kita perhatikan, pertama, kebahagiaan adalah pilihan. Tepatnya, kebahagiaan kita yang tentukan atau bahkan ciptakan. Artinya, kita yang memilih memberi respon tertentu terhadap suatu peristiwa atau keadaan. Saat sakit melanda, kita yang putuskan mau meresponnya dengan hati yang gembira atau bersungut-sungut. Kita jugalah yang menentukan mau menjadi si ceria atau si murung. Kedua, pikiran positif membantu menciptakan pandangan yang lebih baik. Pikiran positif mengarah pada pandangan positif, yang mengarah pada hati yang positif dan kehidupan yang positif. Pikiran negatif menyebabkan patah semangat, yang berdampak pada pikiran, emosi, dan kehidupan yang buruk.

Dalam renungan minggu lalu, kita diingatkan menjalani tahun baru dengan harapan baru. Perenungan kali ini, mendorong kita agar tahun baru dan harapan baru kita jalani dengan hati yang gembira. Pergumulan hidup pasti ada. Persoalan akan selalu hadir. Pergumulan boleh jadi akan kita temukan dalam perjalanan hidup. Namun hati yang gembira akan menentukan kualitas respon kita terhadap semua pergumulan yang dijalani. Hati yang gembira, tidak dapat dilepaskan dari sumber kegembiraan/sukacita yakni Tuhan sendiri. Artinya bahwa keterhubungan dengan Tuhan secara benar, akan menolong kita memiliki hati yang gembira dan menolong kita secara baik dalam memberi respon terhadap berbagai tantangan pergumulan hidup.

Jadi apa yang harus kita lakukan untuk memastikan kekuatan emosional dan fisik yang akhirnya berdampak pada hidup spiritual kita? Jawabannya sepertinya kita harus berusaha untuk menjadi kuat dan sehat di kedua bidang tersebut. Menjaga hati tetap gembira dan menata semangat tetap positif akan menjadi berkat bagi tubuh kita. Menjaga tubuh dengan baik dan aktif akan menjadi berkat bagi emosi kita juga. Menjaga emosi dengan positif, membawa kita pada pertumbuhan spiritual yang baik. Saudara, selamat terus melangkah mengisi tahun yang baru dengan positive vibes dan hati yang gembira.

Pdt. Semuel Akihary

Renungan lainnya