kehidupan-dalam-dosa

Ada seorang anak remaja yang bertanya: Apakah ada dosa kecil atau dosa besar? Kemudian seorang pemuda menjawab: “Tidak ada dosa kecil atau dosa besar”. Jadi apakah itu pengertian dari dosa? Dalam Alkitab ada beberapa pandangan mengenai dosa. Dosa adalah pelanggaran terhadap kehendak dan hukum Allah. Dosa yang berasal dari kata hamartia yang artinya adalah melenceng dari tujuan. Seperti seorang yang sedang memanah, kemudian busur panahnya itu melenceng dari tujuan. Itulah pengertian dosa. Dalam Perjanjian Lama, dosa dihubungkan juga dengan pelanggaran terhadap hukum Allah. Dalam kisah Adam dan Hawa, mereka telah melanggar apa yang menjadi kehendak Tuhan, sehingga Adam dan Hawa dikeluarkan dari taman Eden, dan relasi antara manusia itu (Adam dan Hawa) dengan Allah menjadi rusak (dampak dari dosa). Hal ini senada dengan pandangan Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Roma 6:23 menjelaskan, “Sebab upah dosa ialah maut”.

Dalam Perjanjian Baru, pemaknaan dosa menjadi lebih luas dan mendalam. Yesus dalam Matius 5 menjelaskan bahwa pelanggaran terhadap hukum Tuhan, tidak sekadar secara fisik saja melanggar hukum Tuhan, tetapi jika orang baik secara hati dan pikiran memelihara “kebencian”, maka pada dasarnya ia telah menjadi pembunuh. Yesus juga menjelaskan bahwa “dosa perzinahan”, tidak sekadar berzinah secara fisik, namun Ketika seseorang dalam hati/pikiran sudah mengingini Perempuan lain, maka ia telah melakukan perzinahan dalam hatinya. Yesus memperluas pemahaman orang Farisi saat ini. Yesus hendak menjelaskan bahwa dosa tidak sekadar perbuatan yang kelihatan yang melakukan pelanggaran terhadap hukum Allah, tetapi juga segala pikiran yang tidak kelihatan yang melanggar hukum Allah, itu pun dapat menjadi dosa.

Jika kita membandingkan dengan surat Yakobus, maka ada pemaknaan yang juga mendalam. Dalam Yakobus 4:17 dikatakan, “Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa”. Yakobus menjelaskan bahwa dosa sebagai ketidaksediaan untuk berbuat baik. Ketika seseorang membutuhkan pertolongan, dan kita diam saja, maka kita telah berbuat dosa. Lalu kemudian apakah artinya dosa yang tidak dapat diampuni? Pdt. Eka Darmaputra menjelaskan bahwa dosa yang tidak dapat diampuni itu adalah ketidaksediaan untuk hidup dipimpin oleh Roh Kudus. Roh Kudus rindu untuk kita dibimbingnya dan hidup seturut dengan kehendak Tuhan. Namun jika kita tidak bersedia hidup dalam bimbingan Roh Kudus, maka itu yang disebut dengan hujat dosa yang tidak dapat diampuni.

Dari berbagai penjelasan ini, kiranya kita senantiasa diberikan kesadaran akan hidup yang seturut dengan kehendak Allah, dan memilih dalam kasih karunianya hidup dalam kehendak Tuhan.

Pdt. Peter Abet Nego

Renungan lainnya