Setiap orang senang menerima warisan, apalagi jika orang yang meninggal, meninggalkan banyak warisan. Warisan sering dibatasi dengan harta yang bersifat materi, yaitu: rumah/tanah, perhiasan, dll. Warisan pada dasarnya tidak selalu dalam bentuk harta/materi. Segala hal yang berharga, baik materi atau bukan, dari seseorang yang akan meninggal dapat disebut warisan, misalnya: pengetahuan, pendidikan, kata-kata bijaksana, video inspirasi, dll.
Di tengah dunia yang penuh tantangan dan tidak aman, orang membutuhkan pegangan sebagai hal yang berharga dan keberanian untuk tetap menjalani kehidupan. Pegangan hal berharga dan keberanian itu dapat bersumber dari banyak hal, dan salah satunya adalah dalam batin kita sendiri.
Pesan Injil pada Minggu Paskah ke-6 ini adalah tetap hidup dalam damai sejahtera yang diberikan oleh Yesus. Damai Sejahtera bermakna kedamaian, persatuan, keselamatan, kesejahteraan, keadilan dan persekutuan. Terpenuhinya damai Sejahtera dalam batin akan membuat segala kekuatiran, kegelisahan, kegentaran. Orang-orang yang hatinya diliputi damai Sejahtera akan mampu mengatasi pergulatan dunia. Dalam amanat perpisahan-Nya dengan para murid, Tuhan Yesus mewariskan damai Sejahtera yang bersifat utuh dan berbeda dengan damai sejahtera dari dunia.
Letak perbedaannya di mana? Damai sehatera Kristus bernilai kekal serta tidak lekang oleh ruang dan waktu. Kekalnya damai sejahtera itu karena di dalamnya ada cinta kasih serta ketaatan melakukan firman yang disampaikan Tuhan Yesus. Bagaimana dengan para pengikut Tuhan Yesus masa kini?
Sebagaimana para murid pada waktu itu mendapat warisan damai sejahtera, umat Tuhan di masa kini juga mendapat warisan yang sama dari Allah. Agar umat senantiasa merasakan anugerah itu, Roh Kudus menolong kita agar selalu mengingat setiap ajaran Tuhan Yesus. Supaya kita semakin mengalami pertolongan Roh Kudus, kita diminta-Nya mengasihi Tuhan Yesus. “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa- Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia (Yoh. 14:23). Melalui pemberitaan firman hari ini, kita diharapkan dapat memahami makna beroleh warisan damai sejahtera serta mengamalkan damai sejahtera itu dalam hidup sehari-hari dengan cara mengasihi Dia dan dengan cara menaati firman-Nya.
Pdt. Peter Abet Nego