god-attachment

Albert Einstein pernah berkata bahwa ada dua cara untuk hidup. Pertama, kita dapat hidup seolah-olah tidak ada keajaiban dan kedua, kita dapat hidup seolah-olah segala sesuatu adalah keajaiban. Poin pertama menggambarkan hidup yang terkesan tanpa dinamika keberimanan dan poin kedua memberi kesan tentang orang yang terpesona dengan kehidupan.

Dalam tradisi iman, kita memaknai bahwa bagi orang yang sungguh percaya, Tuhan selalu membuat mereka terpesona. Terpesona kepada Tuhan mencirikan bahwa seseorang mengalami kemelekatan atau keterikatan dengan Tuhan (God attachment); lebih dalam lagi, kemenyatuan dengan Tuhan. Tim Clinton and Joshua Straub melalui karya mereka God attachment: Why You Believe, Act, and Feel the Way You Do About God mengeksplorasi mengapa dan menyarankan tanggapan pribadi terhadap Keterikatan Tuhan dalam diri kita semua. Apakah orang mencintai Tuhan atau membenci-Nya, menyangkal atau menentang-Nya, bagi Clinton dan Straub, sulit untuk menyangkal keterikatan atau kemelekatan dunia (=manusia) dengan Tuhan.

Keterikatan atau kemelekatan (attachment) dipahami sebagai ikatan emosional yang menunjukkan eksplorasi aktif dan penguasaan lingkungan, sehingga mendukung pengembangan otonomi/kebebasan seseorang. Kelekatan yang aman memiliki empat keunggulan: seseorang akan memiliki keinginan untuk mempertahankan kedekatan dengan sosok yang membuatnya lekat; mereka akan melihat sosok itu sebagai dasar yang aman untuk berperilaku; mereka akan melihat sosok itu sebagai tempat berlindung yang aman; dan akhirnya mereka akan mengalami kecemasan ketika akses mereka ke sosok itu terancam.

Hubungan dengan Tuhan juga dapat dilihat melalui lensa konsep keterikatan dan ini dapat menjadi dasar semua ciri hubungan keterikatan manusia. Orang percaya berhubungan dengan Tuhan secara interaktif (misalnya, melalui doa); mereka mencari kedekatan dengan Tuhan ketika mereka tertekan (misalnya, setelah kehilangan, ada persoalan, dll.); mereka tertekan ketika merasa terpisah dari Tuhan; dan mereka memperoleh kekuatan dan kepercayaan diri dari hubungan mereka dengan Tuhan. Selain itu, Tuhan adalah sosok keterikatan yang ditinggikan karena dipahami sebagai sosok yang jauh lebih kuat, lebih bijaksana dan hadir di mana-mana daripada sesame manusia.

Memahami konsep dan dampak kelekatan dengan Tuhan semacam ini, kita mengingat pengalaman Pemazmur dalam banyak situasi, misalnya dalam pasal 62, yang menggambarkan perasaan tenang, damai, kuat karena merasa dekat dengan Allah, “Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku…Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah…” (Mzm. 62:6-7). Ketenangan dan kekuatan di tengah berbagai tantangan dan kesulitan dapat dirasakan manakala seseorang memiliki keterikatan/kelekatan kepada Tuhan. Keterbatasan manusia yang dilekatkan pada ketidak-terbatasan Allah mengakibatkan manusia mampu melalui berbagai situasi sulit, menakutkan dan mengkuatirkan.

Pengalaman iman Pemazmur, meneguhkan banyak temuan di sekitar konsep tentang God attachment. Jon G. Allen dalam publikasinya tentang Hope in Human Attachment and Spiritual Connection menjelaskan bahwa ada hubungan positif antara kesadaran akan Tuhan dan keterikatan yang aman (secure attachment). Tidak hanya ada kesadaran yang lebih besar akan Tuhan bagi mereka yang memiliki keterikatan atau kelekatan dengan Tuhan, tetapi juga lebih mampu secara otomatis mempengaruhi aturan dan lebih mandiri. Mereka datang kepada Tuhan dengan bebas tanpa dibebani oleh macam-macam hal; mereka terus berinteraksi dengan Tuhan hanya demi kepentingan relasi itu dan bukan karena motivasi lain yang tersembunyi.

Saudara, kita membutuhkan Tuhan dan penyertaan-Nya untuk menjalani kehidupan di dunia ini. kita tidak mungkin menjalani hidup ini sendiri tanpa Tuhan. Kelekatan atau keterikatan dengan Tuhan menolong kita memiliki perspektif, sikap batin dan perilaku yang tangguh. Dengan begitu, kita dimampukan melalui berbagai hal yang ada di depan. Sama seperti Pemazmur, kelekatan dengan Tuhan membuat kita merasa tenang, damai dan aman. Boleh jadi ada banyak kemungkinan yang dapat menggagalkan kita untuk melekat, terikat atau menyatu dengan Tuhan. Namun, bagaimana pun, tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Tuhan, bahkan maut sekalipun! Tetaplah melekat, terikat, menyatu kepada Tuhan di setiap langkah dan juang saudara!

Pdt. Semuel Akihary

Renungan lainnya