bartimeus

Ia seorang pengemis yang buta, tetapi mengalami pemulihan besar dalam hidupnya. Namanya, Bartimeus. Sebagai seorang buta tentu ia tak bisa bekerja sehingga terpaksa mengemis untuk dapat bertahan hidup. Secara sosial, ia pun dipandang rendah oleh masyarakat, maka ketika Yesus lewat dekatnya, Bartimeus memanggil-manggil Yesus. Ia berteriak-teriak memanggil Yesus. Namun saat itu ia ditegur oleh orang banyak yang menganggapnya tidak pantas memanggil Yesus dengan berteriak dan ia pun ditegur disuruh diam.

Bartimeus tak putus asa, saat ditegur orang banyak, ia tetap berseru kepada Yesus. Imannya tak membuat ia menyerah. Ia tahu bahwa Yesus adalah jawaban atas permasalahannya. Logika, pendapat orang, sikap orang yang menolak dan menegurnya ia kesampingkan. Ia tetap memanggil-manggil Yesus dan Yesus pun menjumpainya. Dalam Markus 10:51-52 dituliskan, “Tanya Yesus kepadanya: “Apa yang kau kehendaki Kuperbuat bagimu?” Jawab orang buta itu: “Rabuni, aku ingin dapat melihat!” Lalu kata Yesus kepadanya: “Pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Seketika itu juga ia dapat melihat lagi, lalu ia mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya.”

Bartimeus tentu dapat meminta apa saja kepada Yesus. Misalnya kekayaan, pekerjaan dan sebagainya. Namun ia tahu bahwa sumber masalahnya adalah tak mampu melihat. Ketika ia dapat melihat maka tentu ia dapat bekerja dan tidak akan menjadi pengemis lagi. Bartimeus disembuhkan karena memiliki iman yang kuat. Dengan imannya, ia tidak tergantung pada logika. Ia pun tidak tergantung pada apa kata orang. Tidak juga tergantung pada Tingkat kesulitan yang sedang ia hadapi.

Iman Bartimeus tergantung dan berpegang teguh pada hubungan atau koneksi antara dirinya dengan Tuhan Yang Mahakuasa. Imannya yang besar itulah yang menggerakkan Yesus untuk kemudian menyelamatkan dan memulihkannya. Imannya sanggup menggerakkan Yesus untuk turun tangan melakukan hal yang ajaib. Perkataan Yesus, “imanmu telah menyelamatkan engkau” (Mark 10:52), berarti pula, imanmu telah menyembuhkan engkau. Penyembuhan itu merupakan tanggapan terhadap iman Bartimeus yang ditunjukkan melalui kegigihannya dengan terus meminta kepada Tuhan Yesus yang dikenalnya sebagai Mesias dan pengakuannya sebagai rabuni (= mengungkapkan rasa hormat yang tinggi).

Dari Bartimeus kita dapat belajar tentang iman yang benar, yaitu iman yang diarahkan kepada Anak Daud, Mesias yang dijanjikan Allah. Keyakinan yang didasari iman yang hidup tidak hanya membuat Bartimeus bertahan tetapi juga ia dapat mengalami perkara besar dalam hidupnya. Imannya kepada kuasa Yesus sanggup mendapatkan apa yang ia butuhkan, yaitu supaya ia dapat melihat, ia percaya bahwa Yesus dapat mencelikkan matanya yang buta. Bartimeus penuh harap akan kesembuhannya. Apa yang ia dengar tentang Yesus, ia yakini betul bahwa itu adalah kebenaran sehingga ia sangat mempercayainya. Bukti dari kepercayaannya terlihat jelas dari seruannya kepada Yesus.

Melalui pengalaman Bartimeus, kita diingatkan agar jangan berhenti berdoa dan berseru kepada Tuhan. Jika doa dan seruan kita tak kunjung dijawab, maka janganlah dijadikan alasan untuk berhenti berseru dan berdoa kepada Tuhan. Kita pun diingatkan agar jangan berhenti mencari Tuhan. Keterbatasan fisik, tantangan dan teguran dari orang banyak tidak mampu menghalangi Bartimeus untuk bisa ‘menemukan’ Yesus, Ia terus berusaha dan tidak menyerah. Maka teruslah ‘mencari’ Tuhan, keterbatan atau tantangan jangan dijadikan alasan untuk tidak mencari Tuhan. Jika Tuhan Yesus mengasihani dan menolong Bartimeus, maka Dia pun akan menolong saat kita mencari Dia dan berseru kepada-Nya.

Pdt. Em. Iwan Tri Wakhyudi

Renungan lainnya